gosipbintang.com – Ada yang tak biasa pada kampanye akbar yang diadakan oleh tim sukses Prabowo-Gibran di Serang, Banten.
Pasalnya, kampanye tersebut dihadiri oleh calon legislatif PKB, relawan Jalur AMIN (Anies-Cak Imin) dan pengasuh pondok pesantren yang sebelumnya mendukung Ganjar-Mahfud.
Kampanye tersebut bertajuk Rapat Akbar Santri Milenial Banten, yang di selenggarakan di Lapangan Tembong, Serang, Banten.
Pembina Santri Milenial Banten, KH Matin Syarkowi, mengungkapkan bahwa ada juga relawan Ganjar-Mahfud yang berubah pikiran dan ikut mengampanyekan Prabowo-Gibran.
“Kami melakukan sosialisasi pemilihan sambil bertemu dengan relawan santri milenial Banten untuk mendukung pasangan 02. Ada nelayan, ada dari lembaga khusus, ada pimpinan pondok pesantren, ada juga calon legislatif PKB, ada juga relawan Jalur Amin, dan ada juga dari relawan Ganjar yang telah berpindah haluan,” ujarnya, sebagaimana dilansir CNNIndonesia, Minggu (4/2/2024).
Pembina Pondok Pesantren Al Fathaniyah, Kota Serang, Banten, juga mengajak seluruh relawan Santri Milenial Banten untuk menggunakan hak suara mereka dengan memilih Prabowo-Gibran pada tanggal 14 Februari mendatang.
Dia juga meminta para relawan untuk ikut menjaga proses penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara setelah pemilihan.
“Jaga TPS, jika ada intimidasi, lawan saja. Semua kader berkumpul, pesannya adalah menjaga suara dan menambah suara. Bisa saja ada orang yang mencoblos nomor 2, tetapi ditulis dengan salah,” katanya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Auladul Fajri, KH. Jidan Sijin, mengaku berpindah dukungan dari Ganjar Pranowo-Mahfud Md ke Prabowo-Gibran karena ingin ada perubahan di Kabupaten Pandeglang.
Selama ini, ada fenomena bahwa santri selalu harus mengikuti pilihan kiai. Namun, dia ingin agar santri menjadi
Selama ini ada fenomena bahwa santri harus selalu ikut pilihan kiai. Akan tetapi, dia ingin santri independen dalam menentukan pilihannya.
“Masyarakat sekarang sudah dewasa, dengan bisa membaca ini wilayah pilpres, letak masalahnya harus disini, beda lagi dengan di pondok, antara santri dengan kiainya,” jelasnya.***
